Thursday, April 30, 2015

Sejarah Semar

Terdapat beberapa versi tentang kelahiran atau asal usul Semar. Namun semuanya menyebut tokoh ini sebagai penjelmaan dewa[butuh rujukan].
      Dalam naskah Serat Kanda dikisahkan, penguasa kahyangan bernama Sanghyang Nurrasa memiliki dua orang putra bernama Sanghyang Tunggal dan Sanghyang Wenang. Karena Sanghyang Tunggal berwajah jelek, maka takhta kahyangan pun diwariskan kepada Sanghyang Wenang. Dari Sanghyang Wenang kemudian diwariskan kepada putranya yang bernama Batara Guru. Sanghyang Tunggal kemudian menjadi pengasuh para kesatria keturunan Batara Guru, dengan nama Semar.
      Dalam naskah Paramayoga dikisahkan, Sanghyang Tunggal adalah anak dari Sanghyang Wenang. Sanghyang Tunggal kemudian menikah dengan Dewi Rakti, seorang putri raja jin kepiting bernama Sanghyang Yuyut. Dari perkawinan itu lahir sebutir mustika berwujud telur yang kemudian berubah menjadi dua orang pria. Keduanya masing-masing diberi nama Ismaya untuk yang berkulit hitam, dan Manikmaya untuk yang berkulit putih. Ismaya merasa rendah diri sehingga membuat Sanghyang Tunggal kurang berkenan. Takhta kahyangan pun diwariskan kepada Manikmaya, yang kemudian bergelar Batara Guru. Sementara itu Ismaya hanya diberi kedudukan sebagai penguasa alam Sunyaruri, atau tempat tinggal golongan makhluk halus. Putra sulung Ismaya yang bernama Batara Wungkuham memiliki anak berbadan bulat bernama Janggan Smarasanta, atau disingkat Semar.
     Ia menjadi pengasuh keturunan Batara Guru yang bernama Resi Manumanasa dan berlanjut sampai ke anak-cucunya. Dalam keadaan istimewa, Ismaya dapat merasuki Semar sehingga Semar pun menjadi sosok yang sangat ditakuti, bahkan oleh para dewa sekalipun. Jadi menurut versi ini, Semar adalah cucu dari Ismaya.
     Dalam naskah Purwakanda dikisahkan, Sanghyang Tunggal memiliki empat orang putra bernama Batara Puguh, Batara Punggung, Batara Manan, dan Batara Samba. Suatu hari terdengar kabar bahwa takhta kahyangan akan diwariskan kepada Samba. Hal ini membuat ketiga kakaknya merasa iri. Samba pun diculik dan disiksa hendak dibunuh. Namun perbuatan tersebut diketahui oleh ayah mereka. Sanghyang Tunggal pun mengutuk ketiga putranya tersebut menjadi buruk rupa. Puguh berganti nama menjadi Togog sedangkan Punggung menjadi Semar. Keduanya diturunkan ke dunia sebagai pengasuh keturunan Samba, yang kemudian bergelar Batara Guru. Sementara itu Manan mendapat pengampunan karena dirinya hanya ikut-ikutan saja. Manan kemudian bergelar Batara Narada dan diangkat sebagai penasihat Batara Guru.
     Dalam naskah Purwacarita dikisahkan, Sanghyang Tunggal menikah dengan Dewi Rekatawati putra Sanghyang Rekatatama. Dari perkawinan itu lahir sebutir telur yang bercahaya. Sanghyang Tunggal dengan perasaan kesal membanting telur itu sehingga pecah menjadi tiga bagian, yaitu cangkang, putih, dan kuning telur. Ketiganya masing-masing menjelma menjadi laki-laki. Yang berasal dari cangkang diberi nama Antaga, yang berasal dari putih telur diberi nama Ismaya, sedangkan yang berasal dari kuningnya diberi nama Manikmaya. Pada suatu hari Antaga dan Ismaya berselisih karena masing-masing ingin menjadi pewaris takhta kahyangan. Keduanya pun mengadakan perlombaan menelan gunung. Antaga berusaha melahap gunung tersebut dengan sekali telan namun justru mengalami kecelakaan. Mulutnya robek dan matanya melebar. Ismaya menggunakan cara lain, yaitu dengan memakan gunung tersebut sedikit demi sedikit.
     Setelah melewati bebarpa hari seluruh bagian gunung pun berpindah ke dalam tubuh Ismaya, namun tidak berhasil ia keluarkan. Akibatnya sejak saat itu Ismaya pun bertubuh bulat. Sanghyang Tunggal murka mengetahui ambisi dan keserakahan kedua putranya itu. Mereka pun dihukum menjadi pengasuh keturunan Manikmaya, yang kemudian diangkat sebagai raja kahyangan, bergelar Batara Guru. Antaga dan Ismaya pun turun ke dunia. Masing-masing memakai nama Togog dan Semar.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Semar#Sejarah_Semar

Bahan setengah jadi






Setengah jadi setelah di pahat, Werkudara dan Abiyasa

Friday, April 24, 2015

Dewa Ruci

Wayang kulit Dewa Ruci, asli dari kulit sapi tahan sampai 12 tahun lebih.
Tersedia juga wayang kualitas ISTIMEWA
Harga bisa Hubungi Kontak di bawah ini.
Alamat : Bumirejo, Kebumen, Jawa tengah, Indonesia ( 54316 )
No Hp      : 087732836169
whats app :087732836169
Pin BB     : 7CE56E0D
Fan page  : Toko Wayang kulit
https://www.facebook.com/gatoel.akhmad
https://m.facebook.com/gatoel.akhmad

Tuesday, April 14, 2015

PUNOKAWAN






PUNOKAWAN 

Wayang kulit Punokawan ( Semar, Petruk, Bagong, Gareng ) Gagang dari Tanduk kerbau, asli dari kulit sapi tahan sampai 12 tahun lebih.
Tersedia juga wayang kualitas ISTIMEWA
Alamat : Bumirejo, Kebumen, Jawa tengah, Indonesia ( 54316 )
No Hp      : 087732836169
whats app :087732836169
Pin BB     : 7CE56E0D
Fan page  : Toko Wayang kulit
https://www.facebook.com/gatoel.akhmad
https://m.facebook.com/gatoel.akhmad

Friday, April 10, 2015

Kumpulan Wayang

Berbagai jenis wayang kulit atau pajangan dari kulit kambing, tahan sampai 12 tahun lebih.
Tersedia juga wayang kualitas ISTIMEWA
Harga bisa Hubungi Kontak di bawah ini.
Alamat : Bumirejo, Kebumen, Jawa tengah, Indonesia ( 54316 )
No Hp               : 087732836169
whats app          : 087732836169
Pin BB               : 7CE56E0D
Fan page            : https://www.facebook.com/gatoel.akhmad
fanpage Mobile : https://m.facebook.com/gatoel.akhmad

Thursday, April 2, 2015

Nakula-Sadewa

Wayang kulit  Nakula-Sadewa , asli dari kulit sapi tahan sampai 12 tahun lebih.
Tersedia juga wayang kualitas ISTIMEWA
Harga bisa Hubungi Kontak di bawah ini.
Alamat : Bumirejo, Kebumen, Jawa tengah, Indonesia ( 54316 )
No Hp               : 087732836169
whats app          : 087732836169
Pin BB               : 7CE56E0D
Fan page            : https://www.facebook.com/gatoel.akhmad
fanpage Mobile : https://m.facebook.com/gatoel.akhmad

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls